Sunday, November 09, 2008

Dan Malam pun Tiba untuk Kamu Mempersiapkan Hari Esok.

Sebuah akhir minggu yang rasanya campur aduk. "The most devastating yet exciting" kalo kata Tika sih, hehe. Business game yang menghantui itu pun berakhir sudah, dengan hasil yang ternyata tidak semenakutkan seperti yang telah dikhawatirkan. Gilang-gemilang, kalau boleh dibilang (gilang-gemilang tidak harus diukur secara material kan?).

Jadi terpikirkan oleh saya, perjuangan keras selama sebulan ini sudahlah terbayar. Segala keringat, segala jam tidur yang terpotong, segala flu, segala fluktuasi hormon yang membuat beberapa hati tersakiti, segala macam ego yang telah berbenturan.. sekarang baru terasa manisnya. Jadi lebih manis memang, karena kau pernah merasakan pahit. Pain is there for a reason.

Saya punya teman-teman baru, itu yang pasti. Saya mendengar lebih banyak cerita, mengobservasi lebih banyak perilaku, dan semoga, mendapatkan lebih banyak pelajaran dari mereka. Pelajaran yang tidak semuanya mudah dicerna, tentunya. Ada, sebenarnya, hal yang saya pikir terlalu absurd untuk bisa dipelajari. Tapi toh itu telah tejadi dan tidak mungkin duihapus kembali, ya kan? Setidaknya saya bisa mengeliminasi satu orang dari nominasi daftar orang yang berhak menerima keprecayaan saya. Hehe, mudah-mudahan saya tidak meracau terlalu frontal.

Masalahnya, saya sangat mengharapkan ruang yang lebih luas dan waktu yang lebih banyak untuk menata kembali isi kepala saya. Mengesampingkan apa yang telah terlewati untuk memberi ruang kepada yang akan melewati. Semacam regenerasi. Atau mungkin kontemplasi. Untuk memfitrahkan jiwa dan raga saya. Sebuah jeda sebelum saya kembali bertempur di dunia nyata.

Dan satu hari saja rasanya tidak cukup untuk proses itu. Apalagi mengingat apa yang telah menunggu di depan saya, kuis matematika bisnis yang bernilai 7% dari GPA di hari Selasa, yang sayangnya materinya saya belum bisa kuasai di luar kepala. Ya ya ya, seharusnya saya tidak mengetik ini tapi belajar saja..

Ah, lupakan, lupakan. Bukankah hidup itu untuk dinikmati? Saya ingin mengecap keberhasilan saya (beserta tim saya, Jempol Ganesha) selama mungkin. Saya mengulum, dan mengulur waktu. Siapa juga sih yang belajar matematika bisnis malam ini? Paling satu atau dua orang. Saya rela menjadi yang terbaik ketiga, kalau begitu caranya.

Yaiks. Sepertinya isi tulisan ini tidak merefleksikan judulnya ya? But, whatever.

Perkenalkan keluarga baru saya!

2 comments:

Anonymous said...

itu keluargaa baru gw juga! :)

gila waktu waktu bersama kalian adalah waktu waktu dimana gw belajar untuk menjadi lebih manusiawi.

Anonymous said...

wew....abis baca jadi ingat dulu gw jg suka merangkai dan berjalan di atas susunan kata,kalimat dan paragraf mpe niat bgt bikin buletin hahahah....

mengeliminasi satu orang dari daftar kepercayaan, hmm...hidup itu keras yaa....ide buat bahan tugas kuliah direbut teman, dijadikan pelarian dan blahblahblah...bbrp bisa dimaafkan tapi ada jg yang tidak...tergantung bisa diterima atau tidaknya, lalu deal with it..
sekarang gw kadang malah takut untuk terlalu banyak mikir soalnya kalo kebanyakan mikir malah jadi keliatan rumit masalahnya padahal kadang g segitu rumitnya...hahahah...
semua akar dari tindakan dan tubuh secara menyeluruh berakar pada pikiran..apa yg dilakukan berawal dari pikiran sadar ato g sadar..(ooohh, jadi inget the secret pgn baca bukunya)hahah

kmrn baca di buku kata2 mutiara jawa (sbnrny serat jawa,banyak yg bahasany njlimet)
"ojo wedi kangelan, soale urip dewe ki wis angel"
ya gitu semua punya jalan kluar...
youwis ah, dari pada ngedumel g jelas padahal kowe yo wis ngerti bbrp, aku tak mbalik neng kerjaanku sing rodo abot saiki, noto urip..hahah..
tugas..tugas..
youwisngonowae...happy enjoy and live a life